Friday, November 13, 2009

SISWA-SISWI KELAS X.6 SMK BAKTI NUSANTARA 666 MELAKUKAN DEKLARASI ANTI KORUPSI

Cileunyi, 11 Nopember 2009.

Di tengah konflik yang sedang memanas di tubuh KPK dan POLRI, siswa-siswi kelas X.6 SMK Bakti Nusantara 666 Cileunyi Kabupaten Bandung justru dengan semangat kebangsaannya menyatakan perang terhadap korupsi. Aksi ini diikuti oleh 32 orang siswa termasuk koordinator aksi yaitu Riyan Hidayat, dengan dibimbing oleh Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) mereka yaitu Gilang Satria Dirgantara, S.Pd. Di samping untuk melaksanakan praktek pembelajaran PKn, aksi ini juga merupakan salah satu bentuk aplikasi dari proses “Pendidikan Anti Korupsi”. Sebagaimana kita ketahui bahwa bangsa ini akan hancur jika korupsi terus membudaya di Indonesia. Untuk itu aksi ini dilakukan sebagai titik tolak partisipasi siswa dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.
Aksi ini diawali dengan penulisan komentar singkat mengenai korupsi dan koruptor pada sebuah kertas kecil. Seluruh siswa di sini mengungkapkan ajakan untuk tidak melakukan korupsi, ketidaksetujuan, bahkan kutukan bagi orang yang melakukan korupsi. Salah satu contoh misalnya, Husnul Khotimah menuliskan komentar yang isinya, “ Jauhi korupsi! Lemahkan koruptor. Tingkatkan iman... kuatkan iman.” Contoh lainnya dituliskan oleh Novi Try Rustanti yang isinya, “ Prestasi “yes” Korupsi “No”.” Komentar-komentar tersebut dibacakan satu persatu dan ditandatangani oleh setiap siswa, lalu ditempelkan pada sebuah karton yang sudah disediakan di dinding depan kelas mereka.


Setelah mereka menempelkan komentar singkat pada karton, aksi ini kemudian dilanjutkan dengan pembacaan “Deklarasi Anti Korupsi”. Pembacaan deklarasi dipimpin oleh koordinator aksi yaitu Riyan Hidayat, lalu diucap ulang oleh seluruh peserta deklarasi, yaitu:








1. ADITYA YULIANTO
2. ANGGA LEGIANA
3. CUCU SITI FATIMAH
4. DAMAYANTI
5. DESI PURNAMASARI
6. DIAYANA FADILAH
7. DIKA ISHI BADIA
8. ELIN MARLINA
9. EVA SITI F
10. EVA HANIFAH
11. FAJAR SIDIK
12. HABIBAH NURUL F.
13. INDI LESTARI
14. ITA WARSITA
15. K. INTAN P.
16. HUSNUL KHOTIMAH
17. LUKI RIANTO
18. MAYA MARISA
19. NENG INTAN P.
20. NURMAIDAH
21. NOVI TRY RUSTANTI
22. NOVIANTI
23. RENO RAISMAN
24. ROBY KUSWANDI
25. SANDI ALPIANDI
26. SRI RAHAYU
27. SUSI NURHIDAYAH
28. SUSI NURMAYANTI
29. TINI YULIANTINI
30. WIDADI
31. YUGA NURROKHMAN

Adapun bunyi dari deklarasi tersebut adalah:
DEKLARASI ANTI KORUPSI
KAMI SISWA-SISWI KELAS X.6 SMK BAKTI NUSANTARA 666, DENGAN INI:
1. MENOLAK SEGALA BENTUK TINDAK KORUPSI YANG TERDIRI DARI:
• KORUPSI INTELEKTUAL,
• KORUPSI ETIS,
• KORUPSI MORAL,
• KORUPSI WAKTU BELAJAR/WAKTU KERJA, DAN
• KORUPSI UANG.
2. MENGUTUK SEGALA BENTUK TINDAK KORUPSI YANG DILAKUKAN OLEH PIHAK-PIHAK YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB.
3. AKAN BERUPAYA DENGAN SEKUAT TENAGA DAN PIKIRAN, UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA.
4. AKAN MENJADI GENERASI PENERUS BANGSA YANG BERSIH DARI KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME.
Setelah deklarasi dibacakan, maka seluruh aksi diakhiri dengan penandatanganan “Piagam Deklarasi Anti Korupsi” yang diwakili oleh koordinator aksi dan Guru Mata Pelajaran PKn. Menurut Gilang, aksi ini merupakan pengalaman pertama yang dilakukannya selama berkarir sebagai guru PKn. Dan menurutnya pula aksi-aksi seperti ini akan dilakukannya minimal setahun sekali untuk memenuhi apa yang menjadi komponen-komponen utama dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) yang bermutu (Branson .MS, 1999) , yaitu: pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), kecakapan kewarganegaraan (civic skill), dan watak-watak kewarganegaraan (civic dispositions).


Tuesday, November 3, 2009






Assalamualaikum WR. WB

Anak-anakku siswa-siswi SMK Bakti Nusantara 666 yang Bapak banggakan, pada tgl 21 Oktober 2009 pukul 22 WIB Presiden SBY mengumumkan tentang Susunan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2 sebagai berikut:

MENTERI KOORDINATOR

1. Menko Politik Hukum dan Keamanan : Marsekal (Purn) Djoko Suyanto
2. Menko Perekonomian : Hatta Rajasa
3. Menko Kesra : R Agung Laksono
4. Sekretaris Negara : Sudi Silalahi

MENTERI DEPARTEMEN

1. Menteri Dalam Negeri : Gamawan Fauzi
2. Menteri Luar Negeri : Marty Natalegawa
3. Menteri Pertahanan : Purnomo Yusgiantoro
4. Menteri Hukum dan HAM : Patrialis Akbar
5. Menteri Keuangan : Sri Mulyani
6. Menteri ESDM: Darwin Saleh
7. Menteri Perindustrian : MS Hidayat
8. Menteri Perdagangan : Mari E. Pangestu
9. Menteri Pertanian : Suswono
10. Menteri Kehutanan : Zulkifli Hasan
11. Menteri Perhubungan : Freddy Numberi
12. Menteri Kelautan dan Perikanan : Fadel Muhammad
13. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi : Muhaimin Iskandar
14. Menteri Pekerjaan Umum : Djoko Kirmanto
15. Menteri Kesehatan : Endang Rahayu Setianingsih
16. Menteri Pendidikan Nasional : Mohammad Nuh
17. Menteri Sosial : Salim Segaf Al Jufri
18. Menteri Agama : Suryadharma Ali
19. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata : Jero Wacik
20. Menteri Komunikasi dan Informasi : Tifatul Sembiring

MENTERI NEGARA

1. Menteri Riset dan Teknologi : Suharna Suryapranata
2. Menteri Koperasi dan UKM : Syarifudin Hasan
3. Menteri Lingkungan Hidup : Gusti Muhammad Hatta
4. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Linda Amalia Sari
5. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara : E.E Mangindaan
6. Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal : Ahmad Helmy Faishal Zaini
7. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional : Armida Alisjahbana
8. Menteri BUMN : Mustafa Abubakar
9. Menteri Pemuda dan Olahraga : Andi Alfian Mallarangeng
10. Menteri Perumahan Rakyat : Suharso Manoarfa

PEJABAT SETINGKAT MENTERI

1. Kepala BIN: Jenderal (Purn) Sutanto
2. Kepala BKPM: Gita Wirjawan
3. Ketua Unit Kerja Presiden Pengawasan Pengedalian Pembangunan: Kuntoro Mangkusubroto

Para Menteri Kabinet Bersatu Jilid 2 ini dilantik tgl 22 Oktober 2009. Selamat Kepada para menteri, mudah-mudahan dapat mengemban tugas negara ini dengan baik dan sungguh-sungguh.

dikutip dari : Detik.com

Tugas kita sebagai warga negara yang baik adalah senantiasa mendukung program pemerintah... Akan tetapi kita juga harus senantiasa mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan konstitusi, ataupun yang tidak sejalan dengan hati nurani rakyat...
Nah... sekarang tidak ada tugas....tapi bagi yang belum mengumpulkan, Bapak tunggu nanti setelah proses prakerin selesai... sekarang silahkan kalian konsentrasi dulu untuk menusun laporan prakerin.... OK.....

Wassalam...

Wednesday, October 28, 2009


Bandung, 28 Oktober 2009
Assalaamualaikum WR.WB.
Anak-anakku siswa-siswi SMK Bakti Nusantara 666, pemuda-pemudi harapan bangsa yang Bapak banggakan, MERDEKA!!! Tidak terasa 81 tahun yang lalu jauh, sebelum Bangsa Indonesia menghirup suasana kemerdekaan. Para pemuda Indonesia telah menorehkan sejarah manis. Mereka telah mengguratkan tinta perjuangan yang sangat berarti besar untuk kehidupan Bangsa Indonesia. Mereka telah bersumpah untuk Indonesia. Berikut ini bunyi sumpah yang mereka ucapkan:
SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928

Teks Soempah Pemoeda dibacakan pada waktu Kongres Pemoeda yang diadakan di
Waltervreden (sekarang Jakarta) pada tanggal 27 - 28 Oktober 1928.
Panitia Kongres Pemoeda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :

1. Abdul Muthalib Sangadji
2. Purnama Wulan
3. Abdul Rachman
4. Raden Soeharto
5. Abu Hanifah
6. Raden Soekamso
7. Adnan Kapau Gani
8. Ramelan
9. Amir (Dienaren van Indie)
10. Saerun (Keng Po)
11. Anta Permana
12. Sahardjo
13. Anwari
14. Sarbini
15. Arnold Manonutu
16. Sarmidi Mangunsarkoro
17. Assaat
18. Sartono
19. Bahder Djohan
20. S.M. Kartosoewirjo
21. Dali
22. Setiawan
23. Darsa
24. Sigit (Indonesische Studieclub)
25. Dien Pantouw
26. Siti Sundari
27. Djuanda
28. Sjahpuddin Latif
29. Dr.Pijper
30. Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
31. Emma Puradiredja
32. Soejono Djoenoed Poeponegoro
33. Halim
34. R.M. Djoko Marsaid
35. Hamami
36. Soekamto
37. Jo Tumbuhan
38. Soekmono
39. Joesoepadi
40. Soekowati (Volksraad)
41. Jos Masdani
42. Soemanang
43. Kadir
44. Soemarto
45. Karto Menggolo
46. Soenario (PAPI & INPO)
47. Kasman Singodimedjo
48. Soerjadi
49. Koentjoro Poerbopranoto
50. Soewadji Prawirohardjo
51. Martakusuma
52. Soewirjo
53. Masmoen Rasid
54. Soeworo
55. Mohammad Ali Hanafiah
56. Suhara
57. Mohammad Nazif
58. Sujono (Volksraad)
59. Mohammad Roem
60. Sulaeman
61. Mohammad Tabrani
62. Suwarni
63. Mohammad Tamzil
64. Tjahija
65. Muhidin (Pasundan)
66. Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
67. Mukarno
68. Wilopo
69. Muwardi
70. Wage Rudolf Soepratman
71. Nona Tumbel

Catatan :
Sebelum pembacaan teks Soempah Pemoeda diperdengarkan lagu"Indonesia Raya"
gubahan W.R. Soepratman dengan gesekan biolanya.
1. Teks Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertempat
di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat sekarang menjadi Museum Sumpah
Pemuda, pada waktu itu adalah milik dari seorang Tionghoa yang bernama Sie
Kong Liong.
2. 2. Golongan Timur Asing Tionghoa yang turut hadir sebagai peninjau
Kongres Pemuda pada waktu pembacaan teks Sumpah Pemuda ada 4 (empat) orang
yaitu :
a. Kwee Thiam Hong
b. Oey Kay Siang
c. John Lauw Tjoan Hok
d. Tjio Djien kwie
(hosted @ hostemple.com)

Nah ... Itulah yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928 silam, yang sampai saat ini kita kenang sebagai Hari Sumpah Pemuda. Yang menjadi masalah di sini adalah:
1. Apakah peristiwa Sumpah Pemuda itu cukup hanya dengan dikenang atau diperingati saja?
2. Tidakkah kita iri terhadap generasi muda-mudi 1928 yang telah menorehkan sejarah manis untuk Indonesia?
3. Sudahkah kita berpikir, sebagai seorang pemuda/pemudi, apa yang bisa kita berikan untuk bangsa ini?
4. Atau mungkin kita tidak pernah berpikir untuk memberikan sesuatu yang berharga untuk bangsa kita?
5. Apakah kita tidak malu jika kita menjadi seorang pemuda/pemudi yang tidak berguna?
Pertanyaan-pertanyaan di atas bukan untuk dijawab dalam secarik kertas, lalu dikumpulkan ke Bapak, akan tetapi untuk kalian renungkan dengan pemikiran yang cerdas dan hati yang bersih. Setelah kalian renungkan, Bapak minta tunjukkan perubahan dalam diri kalian. Tentunya perubahan menuju ke arah yang lebih baik. Tunjukkan kepedulian kalian sebagai pemuda mulai dari sekarang. Mulai dari level diri sendiri, keluarga, masyarakat, sekolah, bangsa, dan negara. Belum terlambat untuk kita merubah pola hidup kita menuju arah lebih baik.
Bapak tantang kalian untuk menjadi generasi muda berkualitas!!! Generasi muda yang unggul, tangguh dan pantang mengeluh.... INGAT!!!! Perjuangan kita masih panjang. Masih banyak permasalahan bangsa yang sampai saat ini belum dapat terselesaikan oleh orang tua kita (baik itu yang di Senayan, Istana, Pemprov, Pemkot/kab, dan lain-lain), dan itu adalah PR untuk kita semua..

Wassalam

Tuesday, October 20, 2009

Sabtu, 17 Oktober 2009

Assalaamualakum WR.WB.

Anak-anakku siswa-siswi SMK Bakti Nusantara 666 yang Bapak banggakan.. Untuk pertemuan yang kedua ini karena kita sedang dalam suasana duka atas meninggalnya sahabat kita Asep Nugraha kelas XII-3, dan Bapak sedang baik hati, Bapak tidak akan memberikan tugas (Bapak yakin kalian tepuk tangan dalam hati... he...he...he...). Akan tetapi bagi yang belum mengumpulkan tugas remidial dan tugas minggu lalu, tetap harus dikumpulkan hari Sabtu, 24 Oktober 2009 sebelum jam 12.00. Jika Bapak belum sampai di sekolah, tugas dikoordinir saja di KM, lalu titipkan di Pak Prayoga. Khusus buat Pandu XII-1, UTSnya belum, jadi Bapak tunggu Sabtu Jam 12.00 ya.... Sebagai pengganti tugas pertemuan II, Bapak akan memberikan sebuah cerita, nah... begini ceritanya:
Malam minggu yang kelabu, Bapak tidak bisa tidur nih. Lalu Bapak nonton TV saja, Bapak ingat kalau malam ini ada pertandingan Liga Inggris. Karena menurut Bapak kurang seru (lebih seru nonton ISL, apalagi kalau nanti Persib yang main), maka Bapak pindahkan channelnya ke stasion TV yang lain. Karena TV di kamar Bapak adalah TV jaman breto (tapi dah berwarna lho...), memindahkan channelnya harus manual memakai tangan (ga ada remotnya). Bapak sejenak berhenti di Metro TV yang sedang menayangkan “World Cinema” (kalau tidak salah judulnya itu “Road to Heaven”) yang pada saat itu sedang terjadi adegan dua orang pria sedang membincangkan tentang “jihad” (setelah nonton beberapa saat Bapak mengetahui jika kedua Pria itu adalah kakak beradik bernama Amrozy dan Ali Imran). Wah ternyata film ini menceritakan tentang sepak terjang kelompok Hambali, Dr. Azhari, dan Noordin M. Top. Akan tetapi di sini Bapak tidak akan membahas tentang “jihad”-nya. (maklum Bapak mah lulusan pesantren, tapi pesantren kilat /SANLAT...he..he...).
Setelah menonton film tersebut, Bapak tahu mengapa Mukhlas menjadikan Bali sebagai target pengeboman pertama di Indonesia. Alasannya simpel dan sangat kekanak-kanakan. Ketika Mukhlas dan Noordin M.Top akan memasuki lift di sebuah hotel di Thailand, mereka melihat seorang bule berada di dalam lift yang akan mereka naiki. Bule tersebut menatap dan tertawa sinis melihat Mukhlas dan M. Top yang mengenakan jubah putih, bersorban, dan berjanggut. Melihat si bule memperlakukan Mukhlas dan M. Top seperti itu, hati Mukhlas langsung ketus. Mukhlas melihat si bule tersebut mengenakan kaos oblong yang bertuliskan “ I LOVE BALI “. Nah dari peristiwa itulah lalu Mukhlas menetapkan Bali sebagai target pemboman yang pertama di Indonesia. Sungguh tidak masuk akal kan....
Anak-anakku yang Bapak banggakan Bapak merasa ada kejanggalan dari berbagai peristiwa pengeboman di tanah air, yaitu:
1. Mereka para pelaku pengeboman menyatakan bahwa musuh mereka adalah Amerika, akan tetapi mengapa harus Indonesia yang mereka obrak-abrik? Mengapa tidak langsung saja Negara Amerika yang mereka obrak-abrik?
2. Pemimpin kelompok mereka (Dr. Azhari dan Noordin M. Top) adalah warga negara Malaysia yang sampai saat ini masih mengalami ketegangan dengan Indonesia.
3. Pasca Bom Bali meledak, iklan-iklan pariwisata “visit Malaysia” begitu gencar diiklankan. Dan masih ingat dalam ingatan kita ketika Hotel Ritz Carlton dan Hotel Hilton diledakkan beberapa bulan yang lalu sehingga mengakibatkan Klub sepak bola Inggris (MU) batal berlaga di Indonesia. Sementara itu Malaysia seakan berpesta menyambut dan menyaksikan MU berlaga di Malaysia.

Nah... kira-kira begitu ceritanya. Perlu diketahui bahwa isu terorisme setidaknya telah menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Terlebih lagi isu ini telah mencemarkan nama baik Islam di mata dunia. Akan tetapi Bapak tegaskan di sini bahwa, “Islam bukanlah agama yang mengajarkan kekerasan, apalagi tidak pada tempatnya. Jihad adalah tingkat keimanan tertinggi bagi seorang muslim.” Oleh karena itu, Bapak harap agar kalian bisa menjadi warga negara yang cerdas (Smart Citizen). Agar kalian tidak dibodohi oleh doktrin-doktrin yang sesat dan menyesatkan. Seorang warga negara yang cerdas harus mempunyai pemikiran yang bersih.
Anak-anak, sampai di sini dulu pertemuan kita kali ini. Semoga kalian dapat menjadi warga negara yang baik, cerdas, dan berkarakter. Amin....
Sampai jumpa minggu depan di blog yang sama.

Wa’alaikum salam WR. WB.

Tuesday, October 13, 2009



Asslalaamualaikum WR.WB.
Anak-anakku siswa-siswi SMK Bakti Nusantara 666 yang Bapak banggakan, berikut daftar siswa yang wajib menyerahkan tugas remedial UTS Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan:







KELAS XII-1
1. AHMAD MUSTOFA
2. AHMAD SOLEH
3. ERVIANTI
4. HENDRA FEBRIAN GUNAWAN
5. IMAM FIRMANSYAH

KELAS XII-2
1. ARIEF SAEFUDIN
2. ASEP BAROKAH
3. ASHARI FAJRIN
4. ASTRI TIASTINI
5. DAVID SETRIADJI
6. DINI DAINI
7. FURI NURAENI
8. KIKI SUTENDI
9. RIFKI NURLUBIS
10. SHINTIA ARNIS SARI
11. TAOPIK HIDAYAT
12. HAERUDIN
13. TRESSA BELLA
14. ZAENAL MUTAQIN

KELAS XII-3
1. DRABA ARIS PRATAMA
2. EKO SUSTIONO
3. GINA YARFI DIRJATIH
4. IDA ROSIDA
5. INDRA KURNIAWAN
6. MIA RAHMAWATI
7. RISMAWATI

KELAS XII-4
1. ELVRITA MARCINAWATI
2. FENI OKTAVIANI
3. FICCA RIZKI LAUTHANIA
4. HABIBAH PEBRIANI
5. HESTI NOPIANTI

KELAS XII-5
1. AZI RAMDANI
2. DADAN MUHAMMAD JATNIKA
3. MERI SEMILANTI
4. RONI HERMAWAN
5. SANTI DESTIAWATI
6. SRI RAHMAWATI
7. SUSI SUSILAWATI
8. TETI SUMIATI

Adapun tugas yang harus diserahkan adalah “mencari artikel ataupun berita dari media massa (agar lebih mudah, browse saja di internet). Artikel atau berita bertemakan tentang IDEOLOGI, diantaranya: tentang Ideologi Pancasila, Liberalisme, Komunisme, Sosialisme, dll. Silakan pilih salah satu. Artikel atau berita yang sudah didapatkan lalu di print. Untuk menghemat biaya, silakan kecilkan ukuran hurufnya. Kemudian berikan tanggapan kritis mengenai artikel atau berita tersebut. Untuk tanggapan ditulis tangan saja di balik print out.” Sifat tugas ini adalah tugas individu....Dikumpulkan pada Hari Sabtu, 17 Oktober 2009 sebelum pukul 12.00 .
_________________________________________________________________________________________



TUGAS BAB II (Pertemuan 1/untuk semua siswa)
Anak-anakku siswa-siswi SMK Bakti Nusantara 666 yang Bapak banggakan, dikarenakan kalian sedang menjalani masa PRAKERIN, maka Pembelajaran akan dilakukan dengan cara online. Untuk tugas pertama yaitu:
1. Apa yang terbayang dalam benak anda ketika mendengar kata “SISTEM”?
2. Apa yang terbayang dalam benak anda ketika mendengar kata “PEMERINTAH”?
3. Apa yang terbayang dalam benak anda ketika mendengar kata “PEMERINTAHAN”?
4. Apa yang terbayang dalam benak anda ketika mendengar kata “ SISTEM PEMERINTAHAN”?
5. Siapa yang dimaksud dengan “ PEMERINTAH “ di Indonesia?

Jawaban ditulis tangan di kertas selembar saja. Tugas ini adalah tugas individu dan bersifat “closed book”. Jawaban adalah murni dari hasil pemikiran cerdas kalian. Dikumpulkan pada Hari Sabtu, 17 Oktober 2009 sebelum pukul 12.00 .
Bagi yang tidak mengumpulkan tugas tepat waktu (tugas remedial UTS dan tugas Bab II) akan diberikan tugas tambahan, tanpa menggugurkan tugas yang telah diberikan.

SELAMAT BEKERJA....INGAT!!!! KALIAN ADALAH GENERASI TANGGUH YANG PANTANG MENGELUH.......

Thursday, July 30, 2009

BAB I PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Assalamualaikum WR.WB
Anak-anakku siswa-siswi SMK Bakti Nusantara 666 kelas XII RPL 1,2,3,4,dan5 yang Bapak banggakan. Sesuai janji Bapak, Bapak akan memberikan kalian Hand Out yang berisi ringkasan materi yang akan kita pelajari dalam Mata Pelajaran PKn kelas XII ini. Silahkan kalian pelajari Hand Out ini, dan silahkan cari juga sumber belajar yang lain seperti: buku sumber, internet, contoh kasus di masyarakat, dan ikuti terus perkembangan berita yang aktual di berbagai media massa.
Bapak yakin kalian bisa sungguh-sungguh dalam belajar. Dan ingat syarat penilaian yang telah Bapak utarakan pada pertemuan pertama di kelas. Bapak juga yakin kalian adalah generasi muda unggul yang akan menulis catatan indah dalam perjalanan sejarah bangsa ini..
SELAMAT BELAJAR DENGAN RAJIN!!!
Wassalamualaikum WR WB.
TTD

Guru PKn Kelas XII

SMK Bakti Nusantara 666,




Gilang Satria Dirgantara, S. Pd.





BAB I

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA


A. Pemahaman Konseptual tentang Ideologi

1. Nicollo Machiavelli (1469-1527): Siasat Berpolitik Praktis

Ideologi pada hakikatnya adalah pengetahuan mengenai cara menyembunyikan kepentingan, mendapatkan serta mempertahankan kekuasaan dengan memanfaatkan konsepsi-konsepsi keagamaan dan tipu daya.

2. Antoine Destut de Tracy (1754-1856): Ilmu tentang Ide-ide

Ideologi adalah ilmu mengenai gagasan atau ilmu tentang ide-ide.

3. Karl Marx (1818-1883): Kesadaran Palsu

Ideologi adalah kesadaran palsu. Karena ideologi merupakan hasil pemikiran tertentu yang diciptakan oleh para pemikir. Padahal kesadaran pemikir itu (diakui atau tidak) pada dasarnya sangat ditentukan oleh kepentingannya. Maka, hasil pemikiran yang muncul dalam bentuk ideologi itu sesungguhnya tidak lebih dari khayalan (pengandaian-pengandaian spekulatif) untuk melindungi kepentingan kelas para pemikir tersebut. Kelas pemikir itu menurut Marx umumnya adalah kelas penguasa, yang memaksakan ide itu kepada masyarakat.

4. Alfian

Ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan adil, mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai kehidupan.

5. Dua Kutub Ideologi

a. Kutub pertama , ideologi bisa menjadi sesuatu yang baik, yaitu manakala ideologi mampu menjadi pedoman hidup menuju kehidupan yang lebih baik.

b. Kutub kedua, ideologi bisa menjadi hal yang tidak baik, yaitu manakala ideologi dijadikan alat untuk menyembunyikan kepentingan penguasa. Di sini, ideologi tidak lebih dari sebuah kesadaran palsu.

B. Pancasila sebagai Ideologi Negara

1. Ideologi Negara

Ideologi negara adalah ideologi dalam arti sempit atau terbatas. Ideologi Negara merupakan konsensus (mayoritas) warga negara tentang nilai-nilai dasar-dasar negara yang ingin diwujudkan melalui kehidupan negara itu (Heuken,1998).

Karena terkait dengan penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat dan bernegara, yang tidak lain adalah kehidupan politik, ideologi negara sering disebut juga ideologi politik.

2. Tiga Dimensi Ideologi

a. Dimensi realita, menunjuk kepada kemampuan ideologi untuk mencerminkan realita yang hidup dalam masyarakat dimana ia muncul untuk pertama kalinya, paling kurang realita pada saat –saat awal kelahirannya.

b. Dimensi idealisme, yaitu kadar atau kualitas idealisme yang terkandung dalam ideologi atau nilai-nilai dasarnnya.

c. Dimensi fleksibilitas,yaitu kemampuan ideologi dalam memprengaruhi sekaligus menyesuaikan diri dengan pertumbuhan atau perkembangan masyarakatnya.

Berdasarkan dimensi yang dimiliki oleh

3. Berbagai Ideologi Politik Utama di Dunia

Ada berbagai ideologi politik utama di dunia, yaitu Liberalisme, Marxisme, Sosialisme, Anarkisme, Konservatisme, dan Totalitarisme.

Indonesia tidak menganut salah satu dari ideologi tersebut.indonesia memiliki ideologi tersendiri yang sesuai dengan kepribadian Bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.

4. Sejarah Perumusan Pancasaila

a. Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei-1Juni 1945)

Dalam sidang pertamanya, Ketua BPUPKI dr. Rajiman meminta kepada anggota BPUPKI untuk mengemukakan pandangan tentang apa yang akan dijadikan Dasar Indonesia Merdeka. Yang dimaksud ialah suatu “philosophische grondslag” atau dasar falsafah.

Tiga orang yang mendapatkan kesempatan untuk mengusulkan pendapatnya yaitu:

· Gagasan Mr. Muhammad Yamin tentang dasar negara (29 Mei 1945):

Lima asas dasar negara Indonesia Merdeka:

1) Peri Kebangsaan

2) Peri Kemanusiaan

3) Peri Ketuhanan

4) Peri Kerakyatan

5) Kesejahteraan Rakyat

Lima asas dasar negara yang tercantum dalam rancangan UUD:

1) Ketuhanan Yang Maha Esa

2) Kebangsaan Persatuan Indonesia

3) Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

· Gagasan Prof. Dr. Mr. Soepomo tentang dasar negara (31 Mei 1945):

1) Negara Indonesia Merdeka hendaknya merupakan negara nasional yang bersatu dalam arti totaliter atau integralistik.

2) Setiap warganya dianjurkan agar takluk kepada Tuhan, tetapi urusan agama hendaklah terpisah dari urusan negara dan diserahkan kepada golongan-golongan agama yang bersangkutan.

3) Dalam susunan pemerintahan negara harus dibentuk suatu Badan Permusyawaratan, agar pimpinan negara dapat bersatu jiwa dengan wakil-wakil rakyat secara terus-menerus.

4) Sistem ekonomi Indonesia hendaknya diatur berdasarkan asas kekeluargaan, sistem tolong-menolong, dan sistem koperasi.

5) Negara Indonesia yang berdasar atas semangat kebudayaan Indonesia yang asli,dengan sendirinya akan bersifat negara Asia Timur Raya.

Atau:

1) Paham negara kesatuan

2) Penghubungan negara dan agama

3) Sistem badan permusyawaratan

4) Sosialisme negara

5) Hubungan antar bangsa

· Gagasan Ir. Soekarno tentang dasar negara (1 Juni 1945):

Pada hari terakhir masa sidang BPUPKI, muncul istilah Pancasila dari Ir. Soekarno. Melalui saran seorang ahli bahasa. Oleh karena itu, tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila.

Pancasila yang dirumuskan oleh Ir. Soekarno ialah sebagai berikut:

1) Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia

2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan

3) Mufakat atau Demokrasi

4) Kesejahteraan Sosial

5) Ketuhanan Yang Maha Esa

Lalu Ir. Soekarno mengusulkan kelima sila tersebut diperas menjadi Tri Sila yang rumusannya:

1) Sosio Nasionalisme, yaitu Nasionalisme dan Internasionalisme

2) Sosio Demokrasi, yaitu Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial

3) Ketuhanan Yang Maha Esa

Kemudian Ir. Soekarno mengusulkan Tri Sila tersebut diperas menjadi Eka Sila yang intinya adalah: Gotong Royong

b. Piagam Jakarta (22 Juni 1945):

Panitia sembilan yang terdiri dari Soekarno, Mohammad Hatta, Muhammad Yamin, Subardjo, A.A. Maramis, Abdul Kahar Moezakhir, Wahid Hasyim, Abikusno Tjokrosujoso, dan K.H. Agus Salim, berhasil menetapkan Rancangan Pembukaan UUD yang kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta.

Pancasila yang dirumuskan dalam Piagam Jakarta ialah sebagai berikut:

1) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3) Persatuan Indonesia.

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

5) Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

c. Naskah Pancasila sesuai UUD 1945 (dalam sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945):

1) Ketuhanan Yang Maha Esa.

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3) Persatuan Indonesia.

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

5) Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

5. Fungsi Pancasila

Pancasila mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang tidak dimiliki oleh organ negara lainnya, yaitu sebagai:

a. Jiwa bangsa Indonesia

b. Kepribadian bangsa Indonesia

c. Pandangan hidup bangsa Indonesia

d. Dasar negara Republik Indonesia

e. Perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu mendirikan negara

f. Sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum bagi bangsa Indonesia

g. Cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia

h. Falsafah hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia

Disamping fungsi-fungsi di atas, pada dasarnya Pancasila mempunyai dua fungsi pokok yaitu sebagai ideologi nasional dan dasar negara.

6. Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara

Fungsi pokok Pancasila dalam kedudukannya sebagai ideologi negara, yaitu:

1) Mempersatukan bangsa, memelihara dan mengukuhkan persatuan dan kesatuan.

2) Membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.

3) Memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan identitas bangsa (natioan and character building).

4) Menyoroti kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya perwujudan cita-cita yang terkandung dalam Pancasila.

7. Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara

Dalam kedudukannya sebagai dasar negara, Pancasila sering disebut sebagai dasar filsafat negara (philosofische grondslag). Dalam pengertian ini, Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur penyelenggaraan negara. Konsekuensi dari kedudukan ini, seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan negara terutama segala peraturan perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang dewasa ini, dijabarkan dari nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum.

C. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

1. Ideologi Tertutup

Ideologi tertutup ialah ideologi yang bersifat mutlak. Ideologi macam ini memiliki ciri:

a. Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam asyarakat, melainkan cita-cita sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat;

b. Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideologinya itu akan dipaksakan kepada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma, dan berbagai segi kehidupan masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi tersebut;

c. Bersifat totaliter, artinya mencakup/mengurusi semua bidang kehidupan. Karena itu, ideologi tertutup ini cenderung cepat-cepat berusaha menguasai bidang informasidan pendidikan; sebab kedua bidang tersebut merupakan sarana efektif untuk mempengaruhi perilaku masyarakat;

d. Pluralisme pandangan dan kebudayaanditiadakan, hak asasi tidak dihormati;

e. Menuntut masyarakat untuk memilikikesetiaan total dan kesediaan berkorban bagi ideologi tersebut;

f. Isu ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutan-tuntutan konkret dan operasional yang keras, mutlak, dan total.

2. Ideologi Terbuka

Ideologi terbuka ialah ideologi yang tidak dimutlakkan. Ideologi macam ini memiliki ciri:

1) Merupakan kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat (falsafah). Jadi, bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkankesepakatan masyarakat;

2) Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakatsendiri; ia adalah milik seluruh rakyat, dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan mereka;

3) Isinya tidak langsung operasional. Sehingga, setiap generasi baru dapat dan perlu menggalikembali falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi kekinian mereka;

4) Tidak pernah memperkosa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai dengan falsafah itu;

5) Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari berbagai latar belakang budaya dan agama.

3. Pancasila Berwatak Terbuka

Bertolak dari ciri ideologi tertutup dan ideologi terbuka, bisa dikatakan bahwa Pancasila memenuhi semua persayaratan sebagai ideologi terbuka, diantaranya:

Pertama, Pancasila adalah pandangan hidup yang berakar pada kesadaran masyarakat Indonesia.

Kedua, isi Pancasila tidak langsung operasional.

Ketiga, Pancasila bukan ideologi yang memperkosa kebebeasan dan tanggung jawab masyarakat.

Keempat, Pancasila juga bukan ideologi totaliter.

Kelima, Pancasila menghargai pluralitas.

Berdsasarkan dimensi yang dimiliki oleh Pancasila sebagai ideologi terbuka, maka ideologi Pancasila :

1) Tidak bersifat utopis, yaitu hanya merupakan sistem ide-ide belaka yang jauh dari kehidupan sehari-hari secara nyata.

2) Bukan merupakan suatu doktrin belaka yang bersifat tertutup, melainkan suatu norma yang bersifat idealis, nyata dan reformatif yang mampu melakukan perubahan.

3) Bukan merupakan suatu ideologi yang pragmatis, yang hanya menekankan pada segi praktis-praktis belaka tanpa adanya aspek idealisme.

D. Pancasila sebagai Sumber Nilai dan Paradigma Pembangunan

1. Pancasila sebagai Sumber Nilai

Pancasila adalah sumber nilai. Itu berarti, Pancasila merupakan acuan utama bagi pembentukan hukum nasional, kegiatan penyelenggaraan negara, partisipasi warga negara dan pergaulan antar-warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan kata lain, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjiwai seluruh kegiatan berbangsa dan bernegara.

Keterbukaaan ideologi Pancasila mempunyai nilai-nilai sebagai berikut:

a. Nilai dasar

Nilai ini merupakan nilai-nilai dasar yang relatif tetap (tidak berubah) yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945. Nilai-nilai tersebut adalah; Ketuhanan Yang Maha Esa,

Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

b. Nilai instrumental

Yaitu penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila. Misalnya program-program pembangunan yang dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat, undang-undang, dan departemen-depertemen sebagai lembaga pelaksana juga dapat berkembang. Pada aspek ini senantiasa dapat dilakukan perubahan.

c. Nilai praksis

Merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam realisasi praksis inilah maka penjabaran nilai-nilai Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan(reformasi) sesuai dengan perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat. Inilah sebabnya Pancasila merupakan ideologi terbuka.

Nilai-nilai Pancasila dapat kita kaji dalam 45 butir Pancasila, yakni:

1.Ketuhanan Yang Maha Esa

· Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

· Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

· Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama anatra pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

· Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

· Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

· Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanya masing masing

· Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

· Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

· Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

· Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

· Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

· Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

· Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

· Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

· Berani membela kebenaran dan keadilan.

· Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

· Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3. Persatuan Indonesia

· Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

· Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.

· Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

· Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

· Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

· Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

· Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

· Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

· Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

· Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

· Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

· Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.

· Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

· Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.

· Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

· Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

· Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

· Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

· Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

· Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

· Menghormati hak orang lain.

· Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

· Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain

· Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.

· Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.

· Suka bekerja keras.

· Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

· Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

2. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan

a. Pengertian paradigma pembangunan

Secara harfiah (etimologis),Paradigma mengandung arti model, pola, atau contoh. Menurut H.A.R. Tilaar, paradigma adalah suatu model penelitian, atau model berpikir olehsekelompok manusia dalam melihat perkembangan. Sedangkan pembangunan dapat diartikan secara sederhana adalah “serangkaian kegiatan yang mengarah pada perubahan tata nilai yang lebih baik atau lebih maju atau suatu proses perubahan yang terus-menerus menuju kemajuan dan perbaikan ke arah tujuan yang dicita-citakan”.

Dari uraian di atas dapat disimkpulkan bahwa paradigma pembangunan adalah suatu model, pola yang merupakan sistem berpikir sebagai upaya untuk melaksanakan perubahan yang direncanakan guna mewujudkan cita-cita kehidupan masyarakat menuju hari esok yang lebih baik.

b. Perwujudan Pancasila sebagai paradigma pembangunan

Kalian tentunya masih ingat rumusan Pembukaan UUD 1945 alinea IV. Dalam rumusan tersebut dinyatakan bahwa tujuan negara Republik Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskankehidupan bangsa; dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka bangsa Indonesia menyelenggarakan pembangunan nasional.

Hakikat kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan mengandung pengertian bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional, harus berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Arah pembangunan dan pelaksanaannya tidak boleh menyimpang dari Pancasila. Begitu pula pembangunan tidak hanya diarahkan untuk mencapai kemajuan dalam pembangunan fisik saja, melainkan harus mencakup pula peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas secara jasmani dan rohani.

Perwujudan kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan mencakup ke dalam berbagai dimensi pembangunan, diantaranya dalam perkembangan:

1) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

2) Bidang politik

3) Bidang ekonomi

4) Bidang sosial dan budaya

5) Bidang pertahanan dan keamanan

6) Kehidupan beragama

E. Bersikap Positif terhadap Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Sikap positif yang dapat dikembangkan sebagai pelaksanaan nilai-nilai moral Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah diantaranya adalah: berdisiplin, rasa hormat, berani mengambil resiko, pengendalian diri, cerdas, bertanggung jawab, berpikir matang, dinamis, berkemauan keras, kreatif, rasa percaya diri, dan lain-lain.